Luluhkan hati
Dalam keheningan kelam aku bernyanyi
Sebuah lagu dan harapan jiwa yang
merindu
Saat bahagia itu kan kembali hampiri
Saat suatu pagi dalam hembusan angin
yang hempaskan dedaunan kering di taman ini
Seraut wajah cantik dibalut kerudung
putih yang tutupi mahkota indahmu
Hampiri aku dan ulurkan tangan
lembut itu
Entah mengapa aku bukanlah seorang
istimewa
Bukan pula superstar sepertimu
Tapi dengan senyum sipu kau luluhkan
hatiku yang membeku
Sepertimu
Dering handphone diiringi teriakan
ayah yang latah
Pecahkan sunyi rumah kecilku
ditengah khayal sempurna dalam buaian mimpi
Caci dan amarah sesaat terlontar
dari ayah yang latah
Tapi aku tersenyum, orang sepertimu
mau bermain denganku
Dalam gelap dan hening malam
berkabut hitam
Senyum manja
Sebuah senyum manja terpancar dalam
pagi berkabut
Secara pasti senyuman itu singkirkan
kabut kelabu dalam pandanganku
Kau kembali datang dalam dinginnya
pagi diantara dedaun teh yang menghijau
Siap temaniku dan hilangkan semua
rindu dalam kalbu
Seberkas cinta
Berjalan kita diantara keramaian
Sesekali kau lantunkan suara merdumu
singkirkan orang dihadap kita
Kau tersenyum, tertawa dan berlari
menjauh dariku
Tiba-tiba kau kembali dan tutup rapat
mataku
Seolah keramaian tak berarti tuk
kita berdua
Tiada meraka dalam pikir dan kelopak
mata
Yang ada hanya seberkas cinta dalam
indahnya pancaran indera
Air terjun
Terciprat berbutir air kehadapanku
Dibawah kucuran air yang terjun
bebas serta deras
Kau teriak, pecahkan sunyi ditempat
itu
Basah semua, tiada sejengkalpun
kering di tubuh cantikmu
Kau menggigil memintaku sehelai
handuk tuk selimutimu
Mungkin karna terlalu asyik sampai
tak kau sadari tusukan air itu terslip diantara pori tubuhmu
Kau lebih dari indah
Kau tebaring dalam hangat pelukku
Mungkin kau terlalu lelah tuk tetap
ceira dan gembira
Sampai kau hirau suasana tubuhmu
Tapi aku gembira, kau yang istimewa
ternyata lebih dari sekedar bayangan dan pandangan semua orang yang mengenalmu
Kau lebih dari indah, lebih dari
sekedar sempurna
Karna sungguh semua tentangmu
dibalut cinta
Dihias kehangatan dan kelembutan
kasih dan sayang yang nyata tanpa dusta
Menunggu surya
Bersama lantunan Firman
Sang Kuasa
Kau tersenyum manja
Lambaian tangan penuh mesra
Tuk ajaku kesana
Nyanyikan lagu cinta
Pada Penguasa dunia
Dengan gitar, dan piano tua
Kita belah embun gunung
wisata
Terus bersama
Penuh ceria, canda dan tawa
Menunggu sang surya
Sinari gunung wisata
Hantarkanmu
Sepertinya purnama tampakan
keindahannya
Pimpin bintang tuk bernyanyi
menghantarmu ke alam mimpi
Hembusan angin malam, usap lembut
rambut panjang yang terurai rapi
Dia ingin kau lepaskan segala lelah
di siang saat kau gembira bersamaku
Tangismu
Kekasihku kini menangis tersedu
Air matanya tak kunjung usai basahi
pipi merahnya
Jemari lentiknya peluk erat sang
Bunda yang pergi tuk slamanya
Langkahnya lunglai tak bertenaga
Sesekali kau teriak dan usap sendiri
air matamu
Pemakaman menjadi saksi akan
kehilangan yang teramat darimu
Diatas tumpukan tanah merah kau
kembali pecahkan tangis dan jerit kehilangan yang membelah kesunyian
Aku hanya bisa memelukmu
Berusaha tenagkan dan coba bantu
menyeka air mata di pipi merahmu
Percayalah
Seperti dugaan ku sebelumnya
Tiada lagi dirimu yang ceria,
bahagia dan gembira
Hanya seraut wajah dibasahi tangis
yang tak kunjung usai dari kekasihku
Mega hitam tutupi seberkas sinar
yang biasa terpancar semurna dari raut wajah cantik itu
Tiada sepatah kata terucap
Hanya diam, bisu seribu bahasa
Seskali hanya teriakan yang
tunujakan kau masih teramat sedih dan tak berdaya
Kasih hanya seuntai do’a yang dapat
ku lantun bersama hembusan angin yang usap lembut tubuhmu
Percayalah
ku takan tinggalkanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar