Selasa, 22 Mei 2012

Cinta?

Kisah terakhir
Mungkin kini kisah cintaku yang terakhir
Karena sungguh ku amat lelah tuk kembali berpikir
Mencari cinta lagi yang mungkin kan kembali hancurkan hati
Mendekap sayang yang hilangkan percayaku pada kata cinta

Kini bukan aku tak percaya
Masih ada cinta yang terselip dalam dada
Tapi sungguh tlah bosan hati ini tuk mencinta
Karna sungguh selalu berakhir air mata dalam kisah cintaku

Jaga hati
Aku percaya kini hidupku tak harus mencinta wanita
Munkin aku hanya boleh kaguminya saja
Hanya sebatas itu tak lebih dari itu

Aku mencoba jaga penuh hati ini
Menutup erat jiwa ini tuk kata cinta lagi

Aku harap ku bisa wujudkan setiaku pada Mela
Orang yang butaku bahagia walau tak untuk waktu lama
Orang yang ku dekap dengan manja
Kala dinginnya malam masuk dalam pori jiwa

Bukan terlalu ku agungkan Mela
Bukan maksud kecilkan sang Kuasa
Karena sungguh tanpaNya
Ku takan pernah bisa memeluk Mela

Kota mati
Badai benar-benar datang di kota ini
Tiada cerah kala jam sudah tak pagi lagi
Gumpalan awan hitam selimuti kota ini
Mungkin inilah kota mati
Tiada bisa ku melihat manusia disini
Tiada terdengar kicau burung kenari
Semuanya benar-benar sunyi dan sepi

Hanya aku pegangi kepalaku
Berputar dalam topan yang menggulungku
Besama mobil, motor rumah dan apapun yang ada disekelilingku

Mungkinkah ini akhir dari hidupku
Mungkin hanya khayalku saja
Tapi jika hanya khayal
Tak mungkin semua begitu terasa menyiksaku

Matikah diriku?
Ada cemas dlam hati jika kini ku harus berjumpa Ilahi
Ada senang dalam jiwa karna mungkin ku akan bertemu Mela

Aku tersiksa
Masih dalam kota mati
Tapi aku tak jadi mati
Hanya raga tak berbentuk sempurna lagi

Kota ini masih tetap hitam
Kelam tanpa ada sebuah bayang

Sesekali hembusan angin kencang terbangkan aku jauh dari tempat berdiriku
Ada kalanya kepalaku keluarkan darah segar
Beberapa tulang dalam tubuhku terdengar patah tak karuan

Aku masih tersiksa dan tak pernah tau kapankah akhirnya
Aku masih tersakiti oleh alam di kota mati
Anehnya tak pernah ku rasakan lapar di tubuhku
Ku tak pernah haus walau tak pernah ku minum air di kota ini

Sunyi yang teramat
Aku teriak sejadinya
Aku menangis sekuat aku bisa
Aku panggil namaNya
Coba tuk pertanyakan apa yang Dia berikan untuk aku

Dalam kesunyian yang teramat sangat
Rasanya ingin tubuhku terikat
Mungkin dengan begitu
Tak kan ku terbang tanpa arah dan berdarah

Mela dihadapku
Akhirnya deritaku berakhir atau mungkin tak benar-benar berakhir
Mela ada dihadapku dan tersenyum manja
Tangannya genggam erat tanganku
Sesekali dia bernyanyi lagu favoritnya dulu
Ya itulah Mela wanita yang sangat ku puja itu

Dia hantarkan aku pada cahya yang dulu jabat tanganya
Bukan tuk mengajakku pergi bersamanya
Ia meminta cahaya kembalikan aku ke dunia nyata
Entahlah mengapa dia berkata begitu
Apa memang benar ini bukan alam sesungguhnya
Yang ku tau setelah itu Mela genggam tangan cahaya dan tinggalkan aku setelah ucapkan kata cinta

 Kembali dalam nyata
Kini saat aku buka kedua bola mata ini
Ada sinar terang dihadapku
Aroma yang sudah ku duga sebelumnya

Ada sosok perempuan di sampingku
Yang ku tau dia lebih muda dariku bahkan munkin dari Mela
Tetesan air matanya basahi tangannya
Raut wajah seorang yang berdosa
Walau tak tau apa dosanya

Sesekali di menengok ke arahku
Mungkin tak dia ketahui aku sudah kembali dari tidur panjang yang lelahkan aku
Tapi mungkin tuk sekarang ku biarkan dia tangisi apa yang tak pernah ku ketahui

Getar suka
Semua deritaku kini berakhir dengan sebongkah senyum manja
Tak ku sangka sebelumnya aku kembali rasakan getar suka dalam dada
Pada wanita yang buatku rasakan kejamnya kota mati dalam imaji

Tapi aku sadari semua hanya rasa sesaat
Rapuh dan pasti retak tuk waktu yang tak terlalu lama
Sama seperti kisah cintaku sebelumnya
Musnah ditelan waktu, diamuk masa

Kini untuk pertama kali ku hindari cinta sebelum cinta itu yang menjauh dariku
Kini untuk pertama kali ku biarkan hati ini terluka sendiri bukan karna merasa tersakiti

Makna cinta
Perihnya luka tak pernah ku rasakan lagi sekarang
Hati ini seolah ku buat riang
Singkirkan rasa takut dan tak percaya dalam dada
Biarkan kini aku menjelma menjadi aku yang lebih hargai perbedaan dalam maknai cinta

Semua sahabatku sering berkata
Carilah cinta baru yang kan buat hidupku lebih bermakna
Tapi mereka tak tau kini hidupku lebih bermakna
Walau tanpa sebuah cinta dari seorang wanita

Bukan tentang wanita
Kini aku coba sibukan diriku dengan rangkai kata kembali
Bukan tenatang keindahan dan kecantikan seorang wanita
Kini ku coba deskripsikan tentang keindahan dunia dari sudut pandangku tentang Penciptanya

Bukan karena aku tlah rasakan kepahitan kota mati dalam imaji
Tapi semua gambaran ini semoga akan jadi bukti
Bahwa terlalu banya kita kagumi sosok wanita tanpa pernah kagumi sosok Penciptanya

Jika kita terbuai kata cinta yang terlontar dari mulut dusta manusia
Kenapa tak kita terbuai dengan perkataanNya yang jelas tak pernah mengandung dusta

Jika ada syair indah di dunia ini maka pikirkan tentang betapa indahnya Pencipta sang penyair itu
Semuanya terjadi karna kehendakNya
Syair cinta, rasa cinta, bahkan sebuah duka itu terjadi atas kehendakNya

Aku tak mengerti
Saat ingin ku akhiri cintaku pada wanita
Mengapa
Mengapa kau kembali dengan sebuah senyum manja
Senyum yang bahkan lebih indah saat dulu kala
Sang puteri dongeng hampiri dan harapkan aku beri dia bahagia

Hati ini masih tak mengerti seperti apa bahagia yang dia minta
Jiwa ini masih tak pahami maksud dari semua kata yang terlantun manja

Seperti apa
Tuhan harus seperti apa hati ini tanggapinya
Harus seperti apa ku berinya bahagia
Haruskah aku kembali memberinya sebuah cinta
Yang memang masih ada yang tersisa

Aku tak pernah tau kan menjadi begini jadinya
Saat semua cinta ku usir dalam benak dan relung jiwa
Ia datang dan harapkan suatu bahagia

Tiada yang tau
Tiada yang tau maksud hatinya itu
Tiada aku, sahabatku, dan semua keluargaku
Semua dipaksa diam membisu
Olehmu

Hanya Tuhan dan hatimu yang tau
Tapi mengapa kau kembali menjauh dariku

Menghilang seperti dulu
Tianggalkan tanya besar dalam hatiku

Tangis
Saat aku mulai anggap kau hanya bercanda denganku
Kau kembali datang menghampiriku
Kini tiada senyum manja dari bibir tipismu
Hanya tetesan air mata basahi pipi merahmu

Kau dekap aku tanpa ragu
Semakin dan semakin kencang tangis itu
Mungkinkah hatimu remuk dan tak tersisa
Atau mungkin hanya sebuah tragedi kecil yang buatmu sedih dan teteskan aki mata

Tapi kau hanya menangis dan terus begitu
Kau tak berkata sepatah katapun padaku

Mungkin tidak tuk hari ini
Mungkin kau butuhkan waktu untuk sendiri dulu
Habiskan semua air matamu
Sampai pagi datang menjemputmu

Kenangan cintamu
Sebuah foto keluarga kau tunjukan padaku
Aku tau pasti itulah yang membuat kau membisu
Menghabiskan semua air matamu
Saat semua terlelap dalam tidur khayalnya

Tersendat suaramu kisahkan mereka padaku
Tentang cintamu yang pernah hadirkan bahagia untukmu

Tentang semua tawa dan tangismu
Harapan dan semua mimpi indahmu

Kini hanya tinggal kenangan yang kan hilang ditelan waktu
Musnah tersapu derasnya zaman yang tak menentu

Tolong aku
Tuhan, dulu aku berpikir
Betapa kejamnya kau ambil wanita yang paling ku cinta
Hancurkan mimpi dan anganku bersamanya

Kini ku bersujud meminta maafMu
Ternyata tak hanya aku yang rasakan kepedihan cinta
Dalam kisah hidup yang tlah Kau tulis rapi di suratan takdir hambaMu

Tolonglah aku Tuhan
Izinkan aku beri dia sedikit bahagia
Tumbuhkan semangat yang pernah hilang saat cintanya pergi entah kemana

Libatkan Tuhan
Masih aku bingung dengan langkah yang harus ku tempuh
Mungkin untuk sekian kali dilema kembali

Aku tau pasti kesungguhan bahagia abadi
Itu hanya atas kehendak Ilahi
Bukan hanya karna suatu usahaku sendiri

Aku masih akan tetap mencoba libatkan Tuhan
Dalam stiap jejak langkah yang akan ku lalui
Karna aku tau pasti langkahNya takan buatku tersiksa

Takan terucap
Aku lihat langkahmu tidak semangat
Tapi entah mengapa saat aku hampiri
Engkau tersipu malu, mendekapku, dan teteskan lagi air matamu

Katamu sekarang kamu takan tangisi kepedihan lagi
Katamu kan ada hari yang cerah kembali
Serpihan yang dulu hilang tlah kembali
Sebutir cinta akan segera hampiri

Aku tersenyum dengarkan itu
Aku bahagia kau takan menangis lagi
Dan biarkan rasaku padamu takan pernah terucap hingga akhir waktu

Berharap pada Ilahi
Sekarang aku takan terlalu harpakan bahagia dari seorang wanita
Aku tau Tuhan takan pernah tinggalkan aku sendiri
Ia  takan biarkan aku menangis lagi
Tersiksa, merintih, dan merana tak mungkin kan hadir kembali

Sampai hari ini dan sampai akhir nanti
Dia takan pernah palingkan wajah sucinya dari ku
Itulah yang buatku lebih tegar dan tak lagi tangisi setiap hariku

Berharap masih banyak waktu untuk aku tangisi semua dosaku
Berharap masih ada kata taubat di hatiMu
Untuku, hamba yang tak pernah turuti jalan lurusMu

Jemari petir
Mentari mulai menepi
Saat terlambai jemari petir di senja hari
Saat itu ku tlah langkahkan kaki
Tinggalkan tanah merah tempat sang pujaan hati

Berwarna-warni jemari itu menari
Diiringi gelegar silih berganti
Aku takut tapi aku percaya pada Ilahi
Dan aku harus tetap berlari
Tinggalkan tempat berbaring sang kekasih hati

Sempat terbesit dalam benak ini
Akankan aku mati hari ini
Berjabat dengan petir yang berjemari
Dan bisa rasakan kehangatan peluk Mela kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar