Kisah terakhir
Mungkin kini kisah cintaku
yang terakhir
Karena sungguh ku amat
lelah tuk kembali berpikir
Mencari cinta lagi yang
mungkin kan kembali hancurkan hati
Mendekap sayang yang
hilangkan percayaku pada kata cinta
Kini bukan aku tak percaya
Masih ada cinta yang
terselip dalam dada
Tapi sungguh tlah bosan
hati ini tuk mencinta
Karna sungguh selalu
berakhir air mata dalam kisah cintaku
Jaga hati
Aku percaya kini hidupku
tak harus mencinta wanita
Munkin aku hanya boleh
kaguminya saja
Hanya sebatas itu tak lebih
dari itu
Aku mencoba jaga penuh hati
ini
Menutup erat jiwa ini tuk
kata cinta lagi
Aku harap ku bisa wujudkan
setiaku pada Mela
Orang yang butaku bahagia
walau tak untuk waktu lama
Orang yang ku dekap dengan
manja
Kala dinginnya malam masuk
dalam pori jiwa
Bukan terlalu ku agungkan
Mela
Bukan maksud kecilkan sang
Kuasa
Karena sungguh tanpaNya
Ku takan pernah bisa
memeluk Mela
Kota mati
Badai benar-benar datang di
kota ini
Tiada cerah kala jam sudah
tak pagi lagi
Gumpalan awan hitam
selimuti kota ini
Mungkin inilah kota mati
Tiada bisa ku melihat
manusia disini
Tiada terdengar kicau
burung kenari
Semuanya benar-benar sunyi
dan sepi
Hanya aku pegangi kepalaku
Berputar dalam topan yang
menggulungku
Besama mobil, motor rumah
dan apapun yang ada disekelilingku
Mungkinkah ini akhir dari
hidupku
Mungkin hanya khayalku saja
Tapi jika hanya khayal
Tak mungkin semua begitu
terasa menyiksaku
Matikah diriku?
Ada cemas dlam hati jika
kini ku harus berjumpa Ilahi
Ada senang dalam jiwa karna
mungkin ku akan bertemu Mela
Aku tersiksa
Masih dalam kota mati
Tapi aku tak jadi mati
Hanya raga tak berbentuk
sempurna lagi
Kota ini masih tetap hitam
Kelam tanpa ada sebuah
bayang
Sesekali hembusan angin
kencang terbangkan aku jauh dari tempat berdiriku
Ada kalanya kepalaku
keluarkan darah segar
Beberapa tulang dalam
tubuhku terdengar patah tak karuan
Aku masih tersiksa dan tak
pernah tau kapankah akhirnya
Aku masih tersakiti oleh
alam di kota mati
Anehnya tak pernah ku
rasakan lapar di tubuhku
Ku tak pernah haus walau
tak pernah ku minum air di kota ini
Sunyi yang teramat
Aku teriak sejadinya
Aku menangis sekuat aku
bisa
Aku panggil namaNya
Coba tuk pertanyakan apa
yang Dia berikan untuk aku
Dalam kesunyian yang
teramat sangat
Rasanya ingin tubuhku
terikat
Mungkin dengan begitu
Tak kan ku terbang tanpa
arah dan berdarah
Mela dihadapku
Akhirnya deritaku berakhir
atau mungkin tak benar-benar berakhir
Mela ada dihadapku dan
tersenyum manja
Tangannya genggam erat
tanganku
Sesekali dia bernyanyi lagu
favoritnya dulu
Ya itulah Mela wanita yang
sangat ku puja itu
Dia hantarkan aku pada
cahya yang dulu jabat tanganya
Bukan tuk mengajakku pergi
bersamanya
Ia meminta cahaya
kembalikan aku ke dunia nyata
Entahlah mengapa dia
berkata begitu
Apa memang benar ini bukan
alam sesungguhnya
Yang ku tau setelah itu
Mela genggam tangan cahaya dan tinggalkan aku setelah ucapkan kata cinta
Kembali dalam nyata
Kini saat aku buka kedua
bola mata ini
Ada sinar terang dihadapku
Aroma yang sudah ku duga
sebelumnya
Ada sosok perempuan di
sampingku
Yang ku tau dia lebih muda
dariku bahkan munkin dari Mela
Tetesan air matanya basahi
tangannya
Raut wajah seorang yang
berdosa
Walau tak tau apa dosanya
Sesekali di menengok ke
arahku
Mungkin tak dia ketahui aku
sudah kembali dari tidur panjang yang lelahkan aku
Tapi mungkin tuk sekarang
ku biarkan dia tangisi apa yang tak pernah ku ketahui
Getar suka
Semua deritaku kini
berakhir dengan sebongkah senyum manja
Tak ku sangka sebelumnya
aku kembali rasakan getar suka dalam dada
Pada wanita yang buatku
rasakan kejamnya kota mati dalam imaji
Tapi aku sadari semua hanya
rasa sesaat
Rapuh dan pasti retak tuk
waktu yang tak terlalu lama
Sama seperti kisah cintaku
sebelumnya
Musnah ditelan waktu,
diamuk masa
Kini untuk pertama kali ku
hindari cinta sebelum cinta itu yang menjauh dariku
Kini untuk pertama kali ku
biarkan hati ini terluka sendiri bukan karna merasa tersakiti
Makna cinta
Perihnya luka tak pernah ku
rasakan lagi sekarang
Hati ini seolah ku buat
riang
Singkirkan rasa takut dan
tak percaya dalam dada
Biarkan kini aku menjelma
menjadi aku yang lebih hargai perbedaan dalam maknai cinta
Semua sahabatku sering
berkata
Carilah cinta baru yang kan
buat hidupku lebih bermakna
Tapi mereka tak tau kini
hidupku lebih bermakna
Walau tanpa sebuah cinta
dari seorang wanita
Bukan tentang wanita
Kini aku coba sibukan
diriku dengan rangkai kata kembali
Bukan tenatang keindahan
dan kecantikan seorang wanita
Kini ku coba deskripsikan
tentang keindahan dunia dari sudut pandangku tentang Penciptanya
Bukan karena aku tlah
rasakan kepahitan kota mati dalam imaji
Tapi semua gambaran ini
semoga akan jadi bukti
Bahwa terlalu banya kita
kagumi sosok wanita tanpa pernah kagumi sosok Penciptanya
Jika kita terbuai kata
cinta yang terlontar dari mulut dusta manusia
Kenapa tak kita terbuai
dengan perkataanNya yang jelas tak pernah mengandung dusta
Jika ada syair indah di
dunia ini maka pikirkan tentang betapa indahnya Pencipta sang penyair itu
Semuanya terjadi karna
kehendakNya
Syair cinta, rasa cinta,
bahkan sebuah duka itu terjadi atas kehendakNya
Aku tak mengerti
Saat ingin ku akhiri cintaku
pada wanita
Mengapa
Mengapa kau kembali dengan
sebuah senyum manja
Senyum yang bahkan lebih
indah saat dulu kala
Sang puteri dongeng hampiri
dan harapkan aku beri dia bahagia
Hati ini masih tak mengerti
seperti apa bahagia yang dia minta
Jiwa ini masih tak pahami
maksud dari semua kata yang terlantun manja
Seperti apa
Tuhan harus seperti apa
hati ini tanggapinya
Harus seperti apa ku
berinya bahagia
Haruskah aku kembali
memberinya sebuah cinta
Yang memang masih ada yang
tersisa
Aku tak pernah tau kan
menjadi begini jadinya
Saat semua cinta ku usir
dalam benak dan relung jiwa
Ia datang dan harapkan
suatu bahagia
Tiada yang tau
Tiada yang tau maksud
hatinya itu
Tiada aku, sahabatku, dan
semua keluargaku
Semua dipaksa diam membisu
Olehmu
Hanya Tuhan dan hatimu yang
tau
Tapi mengapa kau kembali
menjauh dariku
Menghilang seperti dulu
Tianggalkan tanya besar
dalam hatiku
Tangis
Saat aku mulai anggap kau
hanya bercanda denganku
Kau kembali datang
menghampiriku
Kini tiada senyum manja
dari bibir tipismu
Hanya tetesan air mata
basahi pipi merahmu
Kau dekap aku tanpa ragu
Semakin dan semakin kencang
tangis itu
Mungkinkah hatimu remuk dan
tak tersisa
Atau mungkin hanya sebuah
tragedi kecil yang buatmu sedih dan teteskan aki mata
Tapi kau hanya menangis dan
terus begitu
Kau tak berkata sepatah
katapun padaku
Mungkin tidak tuk hari ini
Mungkin kau butuhkan waktu
untuk sendiri dulu
Habiskan semua air matamu
Sampai pagi datang
menjemputmu
Kenangan cintamu
Sebuah foto keluarga kau
tunjukan padaku
Aku tau pasti itulah yang
membuat kau membisu
Menghabiskan semua air
matamu
Saat semua terlelap dalam
tidur khayalnya
Tersendat suaramu kisahkan
mereka padaku
Tentang cintamu yang pernah
hadirkan bahagia untukmu
Tentang semua tawa dan
tangismu
Harapan dan semua mimpi
indahmu
Kini hanya tinggal kenangan
yang kan hilang ditelan waktu
Musnah tersapu derasnya
zaman yang tak menentu
Tolong aku
Tuhan, dulu aku berpikir
Betapa kejamnya kau ambil
wanita yang paling ku cinta
Hancurkan mimpi dan anganku
bersamanya
Kini ku bersujud meminta
maafMu
Ternyata tak hanya aku yang
rasakan kepedihan cinta
Dalam kisah hidup yang tlah
Kau tulis rapi di suratan takdir hambaMu
Tolonglah aku Tuhan
Izinkan aku beri dia
sedikit bahagia
Tumbuhkan semangat yang
pernah hilang saat cintanya pergi entah kemana
Libatkan Tuhan
Masih aku bingung dengan
langkah yang harus ku tempuh
Mungkin untuk sekian kali
dilema kembali
Aku tau pasti kesungguhan
bahagia abadi
Itu hanya atas kehendak
Ilahi
Bukan hanya karna suatu
usahaku sendiri
Aku masih akan tetap
mencoba libatkan Tuhan
Dalam stiap jejak langkah
yang akan ku lalui
Karna aku tau pasti
langkahNya takan buatku tersiksa
Takan terucap
Aku lihat langkahmu tidak
semangat
Tapi entah mengapa saat aku
hampiri
Engkau tersipu malu,
mendekapku, dan teteskan lagi air matamu
Katamu sekarang kamu takan
tangisi kepedihan lagi
Katamu kan ada hari yang
cerah kembali
Serpihan yang dulu hilang
tlah kembali
Sebutir cinta akan segera
hampiri
Aku tersenyum dengarkan itu
Aku bahagia kau takan
menangis lagi
Dan biarkan rasaku padamu
takan pernah terucap hingga akhir waktu
Berharap pada Ilahi
Sekarang aku takan terlalu
harpakan bahagia dari seorang wanita
Aku tau Tuhan takan pernah
tinggalkan aku sendiri
Ia takan biarkan aku menangis lagi
Tersiksa, merintih, dan
merana tak mungkin kan hadir kembali
Sampai hari ini dan sampai
akhir nanti
Dia takan pernah palingkan
wajah sucinya dari ku
Itulah yang buatku lebih
tegar dan tak lagi tangisi setiap hariku
Berharap masih banyak waktu
untuk aku tangisi semua dosaku
Berharap masih ada kata
taubat di hatiMu
Untuku, hamba yang tak
pernah turuti jalan lurusMu
Jemari petir
Mentari mulai menepi
Saat terlambai jemari petir
di senja hari
Saat itu ku tlah langkahkan
kaki
Tinggalkan tanah merah
tempat sang pujaan hati
Berwarna-warni jemari itu
menari
Diiringi gelegar silih
berganti
Aku takut tapi aku percaya
pada Ilahi
Dan aku harus tetap berlari
Tinggalkan tempat berbaring
sang kekasih hati
Sempat terbesit dalam benak
ini
Akankan aku mati hari ini
Berjabat dengan petir yang
berjemari
Dan bisa rasakan kehangatan
peluk Mela kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar