Mela
Bukanlah hanya sebuah nama
Indah nan cantik sperti
bunga
Walau tak secerah purnama
Namun terangi gelap dalam
jiwa
Walau hanya dapat ku tatap
Stiap mentari menghampiriku
Jalanan mulai diramaikan
mesin merayap
Kau terduduk manis
dihadapku
Aku takut
Senyum manis
Dari bibirmu yang tipis
Obati hatiku yang teriris
Jiwaku yang meringis
Bukan tak mungkin
Aku menyapa dan hampirimu
Bukan tak mampu
Ku ucap kata dari lubuk
hatiku
Tapi ku takut, jika ku
terluka
Tapi ku takut, diriku gila
Karna masih teringat dan
terasa
Perihnya hati tertusuk
cinta
Do’aku untuk mu
Kini ku berdo’a
Dan berharap kau bahagia
Dengan orang yang kau cinta
Mela…
Walau kau tak tau aku
Ku tak peduli itu
Mela…
Dengarlah do’aku
Rasakanlah cintaku
Dalam hembusan angin kota
Dan suara gemuruh saat
hujan tiba
Semoga
Tiada kusangka kini
Kau menangis sembari
berlari
Tiada hiraukan aku disini
Mengapa sperti itu?
Sudah tiadakah senyum manis
itu?
Habiskah bahagiamu?
Beragam rasa dalam raga
Ingin ku hentikan langkah
engkau
Tapi ku ragu aku bisa
Lagi dan lagi hanyalah do’a
Yang dapat keberikan
untukmu Mela
Smoga lekas kau bahagia
Ku percaya
Tiada pernah ku duga
sbelumnya
Ku dekati engkau tak biasa
Untaian kata kuberi
Buat engkau tak mengerti
maksud hati
Tak pernah ku sangka
Akan sesulit ini jadinya
Hanya untuk jabat tangan
lembutmu, Mela
Aku percaya suatu hari
nanti
Kan terjadi yang aku
inginni
Berteman denganmu dalam
hati
Tentang curhatmu
Malam yang dingin tiada kau
hirau
Bersama teman kau bergurau
Pecah sunyi dan sepi
Riang hati kalian bernyanyi
Kerlip lampu kendaraan
Sesekali perlihatkan
indahnya senyuman
Yang smula terhalang oleh kabut malam
Jangkrik kecil dengar
senandung darimu
Tentang curhatmu dimalam
itu
Kembalinya smua warna
Berjalan aku tembus terik
disuatu siang
Entah kenapa lelahku
tiba-tiba hilang
Bukan karna kicau burung
diantara tiang
Mungkin karena seberkas
senyummu yang sedang riang
Ku hapus peluh dari wajahku
Berharap semakin jelas raut
wajah manismu
Yang cukup lama tak bisa ku
temu
Terpisah libih dari
seminggu
Tuhan, terimakasihku
Engkau tetap izinkan aku
Berjumpa dengannya
Dan kembalikan smua warna
di jiwa
Ini salahku
Bukanlah jarak yang
pisahkan kita
Bukan waktu yang hentikan
kita
Semua ini salahku
Smua ini terjadi karena aku
Terlalu takut dan merasa
malu
Jabat tangan lembutmu
Sebutkan siapa namaku
Andaikan terpercik
keberanian
Andaikan tersirat suatu
kekuatan
Singkirkan smua ketakutan
Mungkin aku dapat mulai
sbuah hubungan
Seuntai maaf
Seuntai maaf dihiasi
keikhlasan hati
Coba ku persembahkan di
hari yang suci
Ku sangat sadari bahwa
Tak pernah ku hadirkan
sebongkah tawa
Slalu ku buat kau kecewa
Bahkan mungkin terselip
marahmu saat kita berjumpa
Kini aku ingin memohon
padamu
Walau tak ku tundukan
kepalaku
Tolong maafkanlah aku
Dan berikan sedikit senyum
dari bibir manismu
Terterbangkan angan
Terkadang aku berharap
Kembali aku dapat menatap
Wajah manismu dalam
keheningan malam
Agar aku tak rasakan kelam
Dan jiwaku tak lagi muram
Sperti waktu itu
Kita berjalan bersama
Walau aku tau
Itu smua tak pernah sengaja
Tapi taukah kamu
Terbanglah smua angan dalam
jiwaku
Terbayang wajahmu
Sampai tak kusadari fajar
telah dihadapku
Entah mengapa
Entah mengapa aku bahagia
Padahal kau menjauh tanpa
kata
Padahal kau slalu palingkan
muka
Saat kita berjumpa
Aku hanya bisa lihat kau
Melangkah perlahan dariku
Menjauh, dan terus begitu
Setiap kau melangkah
menjauh
Setiap itupun hatiku
hilangkan rapuh
Dan jiwaku takakan pernah
mengeluh
Tertumbuh semangatku
Fajar
belum tampak sempurna
Tubuh
ini inginkan pergi menikmatinya
Diselingi
hembusan angin kota
Kurasakan
kebahagiaan yang sempurna
Tak
ada dalam mimpi semalam
Ku
jumpai engkau berjalan dihadapku
Walau
tanpa sepatah katapun terucap dari bibir tipismu
Aku
bahagia, dan tertumbuh smangat tuk menjalani hariku
Beberapa
detik itu amat berharga untukku
Mungkin
serasa sehari menatapmu
Bahkan
jika ku lihat senyummu
Akan
tetap terbayang dalam jangka seminggu
Di pagi hari
(Bidadariku)
Mentari
tersenym manja saat aku menatapnya
Kicau
burung nyanikan lagu tidur tuk kelelawar yang ceria
Saat
itulah kau bergegas pergi
Menenteng
tas buku tebal yang mengisi
Perlahan
langkah kakimu
Lantunkan
irama merdu
Yang
kudengar saat itu
Putih
abu slimuti tubuh indahmu
Jlbab
putih tutupi mahkota kehormatanmu
Itulah
bidadariku dikala pagi menjemputnya
Dan
angin kota mengantarkannya
Bertemu
dan bercanda bersama smua temannya
Tinggalkan tandus
Siang
ini tiada mentari
Hanya
air yang mengelilingi
Yah,
musim hujan tlah kembali
Tinggalkan
kemarau panjang yang kemarin
Sempat
buat tanah tandus nan kering
Aku
kembali melihatmu
Masih
dengan putih abu
Kau
menari gembira hiraukan deras hujan yang menerpa
Sesekali
kau cipratkan air itu pada adikmu yang manja
Aku
hanya berdiri dibawah pohon besar
Sesekali
terciprat mobil buatku tersadar
Tida
guna aku menghindar
Toh
tubuh ini tetap basah dan gemetar
Sweet
Seventeen
Hari
ini, hari bahagiamu
Bertambah
dewasalah dirimu
Dalam
do’aku terselip namamu
Dalam
pintaku, harapkan bahagiamu
Bertambahlah
satu usia bidadariku
Sweet
seventeen hampirimu
Semoga
tak pernah ada air mata
Selalu
kau jemput bahagia
Setiap
hari takan pernah terluka
Karna
yang ada hanya tawa
Bahagia Soreku
Sore
ini hujan kembali menghampiri
Berulang
kali ku usap mata yang terpercik hujan ini
Ku
coba pelankan langkah dan pasang tatap tajam kedepan
Terlihat
sepercik senyuman
Dibalik
payung biru
Kau
hampiri aku dan menyapa dengan manja
Entahlah
sperti apa rasanya
Hati
ini tiba-tiba haru
Inikah
bidadari yang sesungguhnya
Inikah
orang yang ku cintai itu
Hah,
spertinya petir tak halangi kami
Bercakap
dibawah payung kecil ini
Sampai
tak terasa dihadapku
Sbuah
rumah indah halangi langkahku
Itulah
rumahmu, dan akhir bahagia soreku
Karena dia
Angin
masih berhembus kencang di pagi ini
Aku
yang sendiri pergi tuk cari keindahan sejati
Saat
mata ini jelajahi keindahan kota
Kaget
sungguh dengan apa yang jumpa
Bidadariku
memeluk erat orang yang tak ku kenali
Sambil
seskali ternampak senyum dari bibir manis itu
Yang
aku takutkan kembali terjadi
Kehilangan
tanpa pernah memiliki
Sedih
namun tiada arti
Karna
sungguh kehadiran bukan tuk bidadari
Setidaknya
aku kembali rasakan cinta
Karena
dia
Walau
harus ku akui karena dia
Aku
kembali rasakan sakitnya cinta
Sakit hati
Setelah
rasa sakit itu
Tiada
pernah aku ingin temui
Sosok
yang aku panggil bidadari
Karna
tiada lagi namanya dalam hati
Perlahan
tapi pasti
Namanya
tak sering ku ucap lagi
Senyumnya
tak pernah terbayang lagi
Dan
wajahnya tak pernah ku lukis lagi
Terlalu
cepat rasanya aku sakit hati lagi
Bahkan
terasa jauh lebih sakit
Entahlah
berapa banyak atau berapa perih
Saat
rasa kecewa menghujani hati ini
Dilemaku
Sekarang aku dilema
Ketika
di bahagia ini, kembali terlihat wajahmu
Walau
sudah jauh aku tinggalkan dirimu
Tapi
entah mengapa bidadari itu kembali
Terbang
berkeliling dalam taman hatiku
Walau
entahlah apa yang kau genggam
Luka,
atau bahagia
Harusnya
memang tak pernah ada lagi dirimu
Walau
hanya dalam mimpi dan anganku
Tinggal
kenangan
Mela
terdiam, sendiri dan terluka
Mungkin
ini sebuah karma
Atau
hanya kebetulan belaka
Aneh
memang saat kamu ada disini
Walau
tak pernah kamu menyapa
Tapi
hati Mela senang terasa
Selama
ini tak pernah Mela ungkapkan
Semua
isi hati yang mulai menyesakan
Dan
ketika kamu hanyalah tinggal kenangan
Tak
pernah
Entah
berapa kali Mela abaikanmu
Hampir
setiap kali palingkan muka darimu
Sesekali
Mela menengokmu
Dan
slalu ada senyum dari bibirmu
Saat
kau membuntuti Mela
Tak
pernah sekalipun kau menyapa
Ungkapkan
yang sebenarnya
Karna
Mela tak tau, karena apa
Mungkin
karna membenci dan inginkan membagi luka
Atau
kau tlah untai seikat bunga
Yang
dihiasi kata cinta
Puisi
darimu
Saat
kau kirimkan semua puisi
Dan
tak ada namamu dibalik itu
Sebenarnya
ada sedikit bahagia
Saat
selau kau memuja tentang Mela
Ingin
rasanya Mela terbang dan melayang
Petik
sakura di negeri Jepang
Tuk
selipkan di telianga ini
Agar
Mela dapatkan pujian lagi
Walau
hanya lewat puisi
Sungguh
Sebenarnya
sungguh ingin sekali Mela ungkapkan terimakasih
Atas
segala perhatian yang kau beri
Karna
sungguh smua itu terlalu indah tuk kau beri
Pada
Mela yang bukan seorang putri
Setiap
fajar menjemputku
Hanya
satu yang slalu Mela rindu
Sebuah
puisi tertulis rapi di kotak berwarna biru
Yang
kau selipkan dalam inbox handphoneku
Kau
(istimewa)
Kini
semua tentangmu menghilang
Terhapus
tanpa terbekas
Mungkin
memang terlalu dini untuk kita
Berbagi
perhatian dan juga cinta
Tapi
dalam hati Mela
Kamu
akan tetap ada dan bertahta
Untuk
selamanya
Dan
takan ada yang menggantikan kamu yang istimewa
Kembali
Tak
terasa sudah terlalu lama
Aku
memendam rasa luka dalam raga
Menyelipkan
kecewa dalam jiwa
Tapi
ternyata smua itu benar adanya
Butuh
seumur hidup melupakan orang yang ku cinta
Dan
jika coba menutup mata dari cinta
Kita
hanya akan menangis dibuatnya
Kembali
tersirat dalam pikirku
Kembali
hampirimu
Curahkan
semua rinduku
Yang
slalu ku pendam dalam hati dan jiwaku
Tak
kunjung tiba
Mela
bukan lagi gadis manja
Berbalut
putih abu saat fajar dihadap muka
Smua
memori SMA terukir rapi dalam jiwa
Tapi
entah mengapa smua ini tak terasa berharga
Saat
yang ku tunggu tak kunjung tiba
Sebuah
puisi cinta terselip bersama seikat bunga
Tentang
seberkas cahaya
Saat
sebuah sinar hapiri Mela dalam tidur lelap malam itu
Mela
merasakan tiupan cinta sejati menderu
Sesekali
cahaya itu
Bisikan
keindahan dan arti cinta sebenarnya
Awalnya
Mela pikir itu hanyalah mimpi biasa
Tapi
berulang kali ia kembali dan terus begitu
Tuk
ketiga kali ia berkata
Bahwa
jika Mela tak hadirkan bahagia
Maka
takan ada bahagia tuk Mela
Sajadah
cinta Mela
Mela
masih merasa takut dan tak mengerti
Tentang
cahaya yang slalu menghampiri
Saat
mata ku pejam lagi
Terkadang
Mela tak mau tertidur lagi
Saat
mimpi kembali
Tapi
taukah kamu sejak saat itu
Setiap
terbangun dalam kesunyian malam
Mela
rasakan keindahan yang tak terbayang
Ketika
bersihmpuh di sajadah cinta ini
Inilah
rasaku
Seringkali
Mela tatap puisi yang kamu beri
Bahkan
terkadang sampai tak tau hari sudah berganti
Tapi
mata tetap pandangi
Karya
indah darimu yang menyentuh hati
Kini
Mela rasakan dua cinta
Darimu
dan yang Bertahta
Andai
Ia tunjukan dimana kau berada
Ingin
rasanya
Temui
kamu dan berkata
Sungguh
inilah nafas cinta
Dan
denyut mesra yang kurasa
Darimu
yang slalu setia memuja
Walau
aku bukan siapa-siapa
Untuk ku kembali
Terlalu
lama aku menghindar dari cinta
Dan
itu buatku smakin terluka
Rasa
sesak dalam dada
Ingin
segera ku akhiri semua
Aku
kembali, setelah lama pergi
Aku
kembali, berharap kan selesaikan smua masalah ini
Tentang
rasa yang terkubur mati
Tentang
kecewa yang gelapkan hati
Untukmu
aku kembali
Dan kini
aku punya berani
Ungkapkan
smua kata hati
Ku
cintaimu sampai mati
Sambutan
cinta
Aku
senang kau kembali
Ku
bahagia bisa menatapmu lagi
Dan
aku yakini
Kan
lebih banyak puisi yang kan kau beri
Setelah
lama kau menghindar pergi
Aku
harap sekarang akan berbeda
Tak
akan lagi ku palingkan muka
Ku
ingin berikan senyum manja
Dan
sambut kau dengan cinta
Tinggalkan
aku
Akhirnya
kita bertemu
Bukan
karna kebetulan belaka
Karna
ini semua sengaja
Disini
aku setia menunggumu
Saat
kau hampiri aku
Jabat
tangan ini dan tersenyum padaku
Aku
bahagia saat itu
Aku
tak mengerti
Penantianku
sudah tak berarti lagi
Karna
kau langsung pergi
Bahkan
aku kecewa
Lambaian
tanganku tak kau balas segera
Bahkan
kau tak lagi menengok belakang
Ke
depan kau melenggang
Tinggalkan
aku di sudut gang
Tak
ada lagi
Kini
aku rasakan apa yang kau rasa dulu
Kini
aku menangis terpukul dan membisu
Rasanya
tak ingin hampirimu
Karna
aku masih merasa malu
Harapkan
cinta yang tlah mati darimu
Sejak
saat itu
Bukan
aku yang hindarimu
Tapi
kamu yang slalu pergi menjauh
Sejak
saat itu
Tak
ada lagi senyumu untukku
Kau
slalu palingkan mukamu
Mungkinkah
yang terjadi ini karma
Karna
dulu ku anggap kau tak berharga
Kini
sebaliknya
Ku
rasakan betapa aku tak lagi berharga
Dan
tak dapatkan lagi puisi indah nan mesra
Aku
sadari
Aku
sadari aku memang bukan seorang puteri
Apalagi
seorang bidadari
Karna
aku manusia biasa
Yang
kini mulai rasakan memelas cinta
Ternyata
smua yang dikatakan cahaya itu benar adanya
Aku
tak bahagia, karna dulu ku buat kau kecewa
Orang
yang slalu memuja
Ku
anggap tak pernah berharga
Sebaliknya
itu yang terjadi
Sedih
dan slalu merasa sendiri
Walau
sahabat slalu menemani
Tapi
seolah itu tak berarti lagi
Aku
tak tau
Ku
masih mencoba tuk tak menangis
Walau
perih hati ini teriris
Aku
tak tau harus bersandar pada siapa
Teman,
adik, atau keluarga
Masih
belum ku lupakan rasa sakit ini
Mungkin
karna kau terlalu berarti
Meski
tak pernah kita berjanji
Mengisi
hari dengan senang di hati
Kembalinya
cahaya
Malam
ini cahaya itu kembali lagi
Egoku
coba abaikan yang diucapnya
Langkahku
coba menjauh darinya
Aneh
dia tetap dihadapku lagi
Mata
ini coba ku pejamkan
Emosi
coba aku padamkan
Letih
coba ku singkirkan
Allah
kini coba ku libatkan
Aku
berdo’a padaNya
Mohon
petunjuk terbaik dariNya
Dan
coba kubuka telinga dan hatiku
Dengarkan
apa yang diucap cahaya itu padaku
Ucap
cahaya
Sabarlah
karna itu ujian cinta untukmu
Tersenyumlah
karna sungguh dia inginkan itu
Hapus
air matamu
Karna
dia tak mampu lakukan itu
Bukan
tiada lagi puisi untukmu
Masih
banyak do’a yang ia lantunkan atas namamu
Dia
masih sangat mencintamu
Dan
slalu berharap kau pun begitu
Kata
itu terucap dari cahaya di malam itu
Aku
bahagia dengarkan itu semua
Kini
aku kan mencoba dekatimu dengan cinta
Seperti
saat kau sentuhku dengan kata mesra
Terima kasih Allah
Aku
tersenyum lagi, karna kau pun begitu
Aku
bahagia lagi, melihat bidadari tak lagi membisu
Terima
kasih ya Allah
Kau
tunjukan padanya
Bahwa
aku sungguh rindukan senyum manis itu
Alhamdulillah
ku ucap padaMu
Smoga
ia kan tetap begitu
Ceria
dan tersenyum jalani harinya
Bahagia
dan lupakan semua rasa sedihnya
Ampuni
aku jika aku berdosa
Leburkan
harapnya tuk bersamaku
Kubur
asanya tuk dapatkan cintaku
Cinta
yang sebenarnya takan pernah bisa
Tak
pernah bisa ku lupakan begitu saja
Ingatlah cinta
Ingatlah
jika tak ada yang kau percaya
Masih
ada aku yang slalu berdo’a
Berdo’a
tuk yang terbaik bagimu
Dan
kau harus percaya itu
Pejamkan
matamu terbangkan imajimu
Petiklah
keindahan dari mata hatimu
Jangan
pernah hiraukan cacian untukmu
Karna
sungguh mereka tak pernah tau
Kaulah
yang terbaik bagiku
Tak
pernah sedetikpun aku membencimu
Bukan
semenit aku kagumi kamu
Smua
lebih dari bayanganmu
Smua
lebih dari harapanmu
Biar
cinta bicara
Aku
bahagia bisa mencintaimu
Sungguh
belum pernah aku merasakannya
Tersenyum
walau tak ada yang lucu
Bahagia
walau tiada hadiah untukku
Memang
benar adanya
Cinta
tak pernah bisa dipaksa
Jadi
aku ingin cintalah yang berbicara
Agar
tak perlu kita ungkapkannya
Do’aku
Ku
ikhlaskan cinta pada tanganMu
Ku
taburkan sayang lewat hembusan nafasMu
Ku
hantarkan rindu lewat do’a padaMu
Ya
Allah, biarkan tetap ada cinta dihatiku
Palingkan
semua benci dari sanubari
Karna
sungguh aku tau
Smua
kan terjadi atas kehendakMu
Do’a
Mela
Tautkanlah
cinta Mela bersamanya
Jika
memang itu sudah tersurat dalam takdirMu
Satukan
hati kami
Jika
itu memang yang terbaik untuk hidupku dan dirinya
Tapi
jika tak Kau tulis kami bersama
Izinkan
aku tetap mencintanya
Dan
kuatkan hati kami menjalaninya
Arti sebuah cinta
Ya
Allah, akhirnya kami bisa bersama
Tentu
dengan smua teman dan sahabatnya
Sungguh
indah memang arti sebuah cinta
Seungguh
cerah ketika cinta dibalut restu dariMu
Aku
bersamanya dibawah naungan cintaMu
Aku
bersamanya diselimuti kasih dan sayangMu
Melodi
cinta slalu terlantun saat kami bersama
Bersama bidadari
Langkahku
tak lagi hanya bersama bayang
Kini
disampingku ada orang yang ku sayang
Bersama
bidadariku aku terbang
Cari
bersama yang pernah hilang
Tiada
ada yang bisa halangi kami
Malaikat
pun ikut bernyanyi
Saat
awan itu bergerak pergi
Terlihat
pancaran pelangi
Bealive
me baby
Tiada
yang lain dalam relung hati
Hanya
kau sampai waktu yang tak pernah kita tahui
Senyum
sang Cahaya
Malam
tak terasa dingin lagi saat aku berada dipelukmu
Tanpa
terasa bintang menyelinap masuk dalam mimpiku
Saat
itu cahaya tersenyum padaku
Entah
apa yang ada dibenaku
Khayalan
ini berhasil jabat tangan cahaya itu
Tapi
tak ada yang dapat ku ucap
Dalam
genggaman itu kami hanya saling menatap
Mengapa
begini
Mengapa
begini, tubuhku tak sekuat dulu
Sering
tanganku terlepas dari genggamanmu
Tapi
kau tersenyum dan slalu berkata
Kita
kan tetap bersama selamanya
Aku
bahagia, karna smua puisi itu terucap langsung darimu
Kecupan
itu tak lagi hanya anganku
Tapi
entah apa yang terjadi padaku
Smua
ini tak seperti dulu
Terlalu
banyak hari saat kau harus temaniku
Menjaga
dan merawatku
Tapi
tak pernah kau beritau aku
Apa
yang terjadi dengan ragaku
Jangan
Sungguh
aku tak pernah sesali apa yang terjadi
Tapi
tolong, izinkan dia tetap bersamaku Ilahi
Jangan
terlalu pagi kau cabut bahagia
Jangan,
mungkin tak sanggup tuk aku terima
Ya
Allah, berikan aku sedikit waktu
Buatnya
nyaman bersamaku
Berikan
sedikit lagi usia
Agar
lebih banyak ia rasakan bahagia
Mungkinkah
Tangisku
tak kuasa ku bendung
Lemas niang tangan ini,
serta dingin
Tiada tawa hari itu
Tiada canda saat itu
Kau tiada daya
Melepas jiwa tinggalkan
raga
Melepas angan dan mimpi
kita
Pergi tinggalkaku tanpa
kata
Mungkinkah kita kan bertemu
Berjumpa melepas rindu
Bercerita tentang masa lalu
Saat kau masih bersamaku
Berharap melihatmu
Bintang menyapa malam
Saat ku dengar dentingan
jam
Dan mataku mulai terpejam
Berharap melihatmu
Mendekap dan membelaimu
Dalam angan dan mimpiku
Karna dalam nyataku
Tiada lagi dirimu
Orang yang kupuja itu
Arti MELA
Malam
berjuta bintang dan cerahnya rembulan terkalahkan keindahanmu
Elang
yang miliki mata yang tajam terkalahkan pancaran mata indahmu
Lembutnya
salju musim dingin tak pernah selembut hatimu itu
Anugerah
terindah dalam hidupku karna lewat kamu aku temukan semua yang disebut cinta
sejati itu
Memang
terlalu cepat kita dipisahkan waktu
Tapi
aku bahagia karna kehadiranmu
Aku
hidup dalam naungan cinta yang jauh dari kata palsu
Kematian
hanyalah tidur panjang untukmu
Jadi
jika tiba saat itu
Aku
kan bangunkan kamu, genggam tanganmu
Menuju
surga dan tetap bahagia bersama disitu
Ya
Allah, jagalah hatiku untuk slalu mencintanya
Terangi
kamar abadinya dengan cinta
Hiasi diuniaku dengan kasih dan sayangMu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar