Selasa, 22 Mei 2012

MELA

Mela
Bukanlah hanya sebuah nama
Indah nan cantik sperti bunga
Walau tak secerah purnama
Namun terangi gelap dalam jiwa

Walau hanya dapat ku tatap
Stiap mentari menghampiriku
Jalanan mulai diramaikan mesin merayap
Kau terduduk manis dihadapku

Aku takut
Senyum manis
Dari bibirmu yang tipis
Obati hatiku yang teriris
Jiwaku yang meringis

Bukan tak mungkin
Aku menyapa dan hampirimu
Bukan tak mampu
Ku ucap kata dari lubuk hatiku

Tapi ku takut, jika ku terluka
Tapi ku takut, diriku gila
Karna masih teringat dan terasa
Perihnya hati tertusuk cinta

Do’aku untuk mu
Kini ku berdo’a
Dan berharap kau bahagia
Dengan orang yang kau cinta

Mela…
Walau kau tak tau aku
Ku tak peduli itu

Mela…
Dengarlah do’aku
Rasakanlah cintaku
Dalam hembusan angin kota
Dan suara gemuruh saat hujan tiba

 Semoga
Tiada kusangka kini
Kau menangis sembari berlari
Tiada hiraukan aku disini

Mengapa sperti itu?
Sudah tiadakah senyum manis itu?
Habiskah bahagiamu?

Beragam rasa dalam raga
Ingin ku hentikan langkah engkau
Tapi ku ragu aku bisa

Lagi dan lagi hanyalah do’a
Yang dapat keberikan untukmu Mela
Smoga lekas kau bahagia

Ku percaya
Tiada pernah ku duga sbelumnya
Ku dekati engkau tak biasa
Untaian kata kuberi
Buat engkau tak mengerti maksud hati

Tak pernah ku sangka
Akan sesulit ini jadinya
Hanya untuk jabat tangan lembutmu, Mela

Aku percaya suatu hari nanti
Kan terjadi yang aku inginni
Berteman denganmu dalam hati

Tentang curhatmu
Malam yang dingin tiada kau hirau
Bersama teman kau bergurau
Pecah sunyi dan sepi
Riang hati kalian bernyanyi

Kerlip lampu kendaraan
Sesekali perlihatkan indahnya senyuman
Yang smula terhalang oleh kabut malam

Jangkrik kecil dengar senandung darimu
Tentang curhatmu dimalam itu

Kembalinya smua warna
Berjalan aku tembus terik disuatu siang
Entah kenapa lelahku tiba-tiba hilang
Bukan karna kicau burung diantara tiang
Mungkin karena seberkas senyummu yang sedang riang

Ku hapus peluh dari wajahku
Berharap semakin jelas raut wajah manismu
Yang cukup lama tak bisa ku temu
Terpisah libih dari seminggu

Tuhan, terimakasihku
Engkau tetap izinkan aku
Berjumpa dengannya
Dan kembalikan smua warna di jiwa

Ini salahku
Bukanlah jarak yang pisahkan kita
Bukan waktu yang hentikan kita

Semua ini salahku
Smua ini terjadi karena aku
Terlalu takut dan merasa malu
Jabat tangan lembutmu
Sebutkan siapa namaku

Andaikan terpercik keberanian
Andaikan tersirat suatu kekuatan
Singkirkan smua ketakutan
Mungkin aku dapat mulai sbuah hubungan

Seuntai maaf
Seuntai maaf dihiasi keikhlasan hati
Coba ku persembahkan di hari yang suci

 Ku sangat sadari bahwa
Tak pernah ku hadirkan sebongkah tawa

Slalu ku buat kau kecewa
Bahkan mungkin terselip marahmu saat kita berjumpa

Kini aku ingin memohon padamu
Walau tak ku tundukan kepalaku
Tolong maafkanlah aku
Dan berikan sedikit senyum dari bibir manismu

Terterbangkan angan
Terkadang aku berharap
Kembali aku dapat menatap
Wajah manismu dalam keheningan malam
Agar aku tak rasakan kelam
Dan jiwaku tak lagi muram

Sperti waktu itu
Kita berjalan bersama
Walau aku tau
Itu smua tak pernah sengaja

Tapi taukah kamu
Terbanglah smua angan dalam jiwaku
Terbayang wajahmu
Sampai tak kusadari fajar telah dihadapku

Entah mengapa
Entah mengapa aku bahagia
Padahal kau menjauh tanpa kata
Padahal kau slalu palingkan muka
Saat kita berjumpa

Aku hanya bisa lihat kau
Melangkah perlahan dariku
Menjauh, dan terus begitu

Setiap kau melangkah menjauh
Setiap itupun hatiku hilangkan rapuh
Dan jiwaku takakan pernah mengeluh

Tertumbuh semangatku
Fajar belum tampak sempurna
Tubuh ini inginkan pergi menikmatinya
Diselingi hembusan angin kota
Kurasakan kebahagiaan yang sempurna

Tak ada dalam mimpi semalam
Ku jumpai engkau berjalan dihadapku
Walau tanpa sepatah katapun terucap dari bibir tipismu
Aku bahagia, dan tertumbuh smangat tuk menjalani hariku

Beberapa detik itu amat berharga untukku
Mungkin serasa sehari menatapmu
Bahkan jika ku lihat senyummu
Akan tetap terbayang dalam jangka seminggu

Di pagi hari (Bidadariku)
Mentari tersenym manja saat aku menatapnya
Kicau burung nyanikan lagu tidur tuk kelelawar yang ceria
Saat itulah kau bergegas pergi
Menenteng tas buku tebal yang mengisi

Perlahan langkah kakimu
Lantunkan irama merdu
Yang kudengar saat itu

Putih abu slimuti tubuh indahmu
Jlbab putih tutupi mahkota kehormatanmu
Itulah bidadariku dikala pagi menjemputnya
Dan angin kota mengantarkannya
Bertemu dan bercanda bersama smua temannya

 Tinggalkan tandus
Siang ini tiada mentari
Hanya air yang mengelilingi
Yah, musim hujan tlah kembali
Tinggalkan kemarau panjang yang kemarin
Sempat buat tanah tandus nan kering

Aku kembali melihatmu
Masih dengan putih abu
Kau menari gembira hiraukan deras hujan yang menerpa
Sesekali kau cipratkan air itu pada adikmu yang manja

Aku hanya berdiri dibawah pohon besar
Sesekali terciprat mobil buatku tersadar
Tida guna aku menghindar
Toh tubuh ini tetap basah dan gemetar

 Sweet Seventeen
Hari ini, hari bahagiamu
Bertambah dewasalah dirimu
Dalam do’aku terselip namamu
Dalam pintaku, harapkan bahagiamu

Bertambahlah satu usia bidadariku
Sweet seventeen hampirimu

Semoga tak pernah ada air mata
Selalu kau jemput bahagia
Setiap hari takan pernah terluka
Karna yang ada hanya tawa

Bahagia Soreku
Sore ini hujan kembali menghampiri
Berulang kali ku usap mata yang terpercik hujan ini
Ku coba pelankan langkah dan pasang tatap tajam kedepan
Terlihat sepercik senyuman
Dibalik payung biru
Kau hampiri aku dan menyapa dengan manja
Entahlah sperti apa rasanya
Hati ini tiba-tiba haru

Inikah bidadari yang sesungguhnya
Inikah orang yang ku cintai itu

Hah, spertinya petir tak halangi kami
Bercakap dibawah payung kecil ini
Sampai tak terasa dihadapku
Sbuah rumah indah halangi langkahku
Itulah rumahmu, dan akhir bahagia soreku

Karena dia
Angin masih berhembus kencang di pagi ini
Aku yang sendiri pergi tuk cari keindahan sejati
Saat mata ini jelajahi keindahan kota
Kaget sungguh dengan apa yang jumpa

Bidadariku memeluk erat orang yang tak ku kenali
Sambil seskali ternampak senyum dari bibir manis itu

Yang aku takutkan kembali terjadi
Kehilangan tanpa pernah memiliki
Sedih namun tiada arti
Karna sungguh kehadiran bukan tuk bidadari

Setidaknya aku kembali rasakan cinta
Karena dia
Walau harus ku akui karena dia
Aku kembali rasakan sakitnya cinta

Sakit hati
Setelah rasa sakit itu
Tiada pernah aku ingin temui
Sosok yang aku panggil bidadari
Karna tiada lagi namanya dalam hati
Perlahan tapi pasti
Namanya tak sering ku ucap lagi
Senyumnya tak pernah terbayang lagi
Dan wajahnya tak pernah ku lukis lagi

Terlalu cepat rasanya aku sakit hati lagi
Bahkan terasa jauh lebih sakit
Entahlah berapa banyak atau berapa perih
Saat rasa kecewa menghujani hati ini

Dilemaku
 Sekarang aku dilema
Ketika di bahagia ini, kembali terlihat wajahmu
Walau sudah jauh aku tinggalkan dirimu
Tapi entah mengapa bidadari itu kembali
Terbang berkeliling dalam taman hatiku

Walau entahlah apa yang kau genggam
Luka, atau bahagia
Harusnya memang tak pernah ada lagi dirimu
Walau hanya dalam mimpi dan anganku

Tinggal kenangan
Mela terdiam, sendiri dan terluka
Mungkin ini sebuah karma
Atau hanya kebetulan belaka

Aneh memang saat kamu ada disini
Walau tak pernah kamu menyapa
Tapi hati Mela senang terasa

Selama ini tak pernah Mela ungkapkan
Semua isi hati yang mulai menyesakan
Dan ketika kamu hanyalah tinggal kenangan

 Tak pernah
Entah berapa kali Mela abaikanmu
Hampir setiap kali palingkan muka darimu
Sesekali Mela menengokmu
Dan slalu ada senyum dari bibirmu

Saat kau membuntuti Mela
Tak pernah sekalipun kau menyapa
Ungkapkan yang sebenarnya
Karna Mela tak tau, karena apa
Mungkin karna membenci dan inginkan membagi luka
Atau kau tlah untai seikat bunga
Yang dihiasi kata cinta

Puisi darimu
Saat kau kirimkan semua puisi
Dan tak ada namamu dibalik itu
Sebenarnya ada sedikit bahagia
Saat selau kau memuja tentang Mela

Ingin rasanya Mela terbang dan melayang
Petik sakura di negeri Jepang
Tuk selipkan di telianga ini
Agar Mela dapatkan pujian lagi
Walau hanya lewat puisi

Sungguh
Sebenarnya sungguh ingin sekali Mela ungkapkan terimakasih
Atas segala perhatian yang kau beri
Karna sungguh smua itu terlalu indah tuk kau beri
Pada Mela yang bukan seorang putri

Setiap fajar menjemputku
Hanya satu yang slalu Mela rindu
Sebuah puisi tertulis rapi di kotak berwarna biru
Yang kau selipkan dalam inbox handphoneku

 Kau (istimewa)
Kini semua tentangmu menghilang
Terhapus tanpa terbekas
Mungkin memang terlalu dini untuk kita
Berbagi perhatian dan juga cinta

Tapi dalam hati Mela
Kamu akan tetap ada dan bertahta
Untuk selamanya
Dan takan ada yang menggantikan kamu yang istimewa

Kembali
Tak terasa sudah terlalu lama
Aku memendam rasa luka dalam raga
Menyelipkan kecewa dalam jiwa

Tapi ternyata smua itu benar adanya
Butuh seumur hidup melupakan orang yang ku cinta
Dan jika coba menutup mata dari cinta
Kita hanya akan menangis dibuatnya

Kembali tersirat dalam pikirku
Kembali hampirimu
Curahkan semua rinduku
Yang slalu ku pendam dalam hati dan jiwaku

Tak kunjung tiba
Mela bukan lagi gadis manja
Berbalut putih abu saat fajar dihadap muka
Smua memori SMA terukir rapi dalam jiwa
Tapi entah mengapa smua ini tak terasa berharga
Saat yang ku tunggu tak kunjung tiba
Sebuah puisi cinta terselip bersama seikat bunga

Tentang seberkas cahaya
Saat sebuah sinar hapiri Mela dalam tidur lelap malam itu
Mela merasakan tiupan cinta sejati menderu
Sesekali cahaya itu
Bisikan keindahan dan arti cinta sebenarnya

Awalnya Mela pikir itu hanyalah mimpi biasa
Tapi berulang kali ia kembali dan terus begitu
Tuk ketiga kali ia berkata
Bahwa jika Mela tak hadirkan bahagia
Maka takan ada bahagia tuk Mela

Sajadah cinta Mela
Mela masih merasa takut dan tak mengerti
Tentang cahaya yang slalu menghampiri
Saat mata ku pejam lagi

Terkadang Mela tak mau tertidur lagi
Saat mimpi kembali

Tapi taukah kamu sejak saat itu
Setiap terbangun dalam kesunyian malam
Mela rasakan keindahan yang tak terbayang
Ketika bersihmpuh di sajadah cinta ini

Inilah rasaku
Seringkali Mela tatap puisi yang kamu beri
Bahkan terkadang sampai tak tau hari sudah berganti
Tapi mata tetap pandangi
Karya indah darimu yang menyentuh hati

Kini Mela rasakan dua cinta
Darimu dan yang Bertahta

 Andai Ia tunjukan dimana kau berada
Ingin rasanya
Temui kamu dan berkata
Sungguh inilah nafas cinta
Dan denyut mesra yang kurasa
Darimu yang slalu setia memuja
Walau aku bukan siapa-siapa

Untuk ku kembali
Terlalu lama aku menghindar dari cinta
Dan itu buatku smakin terluka
Rasa sesak dalam dada
Ingin segera ku akhiri semua

Aku kembali, setelah lama pergi
Aku kembali, berharap kan selesaikan smua masalah ini
Tentang rasa yang terkubur mati
Tentang kecewa yang gelapkan hati

Untukmu aku kembali
Dan kini aku punya berani
Ungkapkan smua kata hati
Ku cintaimu sampai mati

Sambutan cinta
Aku senang kau kembali
Ku bahagia bisa menatapmu lagi
Dan aku yakini
Kan lebih banyak puisi yang kan kau beri
Setelah lama kau menghindar pergi

Aku harap sekarang akan berbeda
Tak akan lagi ku palingkan muka
Ku ingin berikan senyum manja
Dan sambut kau dengan cinta

Tinggalkan aku
Akhirnya kita bertemu
Bukan karna kebetulan belaka
Karna ini semua sengaja
Disini aku setia menunggumu

 Saat kau hampiri aku
Jabat tangan ini dan tersenyum padaku
Aku bahagia saat itu

Aku tak mengerti
Penantianku sudah tak berarti lagi
Karna kau langsung pergi

Bahkan aku kecewa
Lambaian tanganku tak kau balas segera
Bahkan kau tak lagi menengok belakang
Ke depan kau melenggang
Tinggalkan aku di sudut gang

Tak ada lagi
Kini aku rasakan apa yang kau rasa dulu
Kini aku menangis terpukul dan membisu
Rasanya tak ingin hampirimu
Karna aku masih merasa malu
Harapkan cinta yang tlah mati darimu

Sejak saat itu
Bukan aku yang hindarimu
Tapi kamu yang slalu pergi menjauh

Sejak saat itu
Tak ada lagi senyumu untukku
Kau slalu palingkan mukamu

Mungkinkah yang terjadi ini karma
Karna dulu ku anggap kau tak berharga
Kini sebaliknya
Ku rasakan betapa aku tak lagi berharga
Dan tak dapatkan lagi puisi indah nan mesra

 Aku sadari
Aku sadari aku memang bukan seorang puteri
Apalagi seorang bidadari
Karna aku manusia biasa
Yang kini mulai rasakan memelas cinta

Ternyata smua yang dikatakan cahaya itu benar adanya
Aku tak bahagia, karna dulu ku buat kau kecewa
Orang yang slalu memuja
Ku anggap tak pernah berharga

Sebaliknya itu yang terjadi
Sedih dan slalu merasa sendiri
Walau sahabat slalu menemani
Tapi seolah itu tak berarti lagi

Aku tak tau
Ku masih mencoba tuk tak menangis
Walau perih hati ini teriris

Aku tak tau harus bersandar pada siapa
Teman, adik, atau keluarga

Masih belum ku lupakan rasa sakit ini
Mungkin karna kau terlalu berarti
Meski tak pernah kita berjanji
Mengisi hari dengan senang di hati

Kembalinya cahaya
Malam ini cahaya itu kembali lagi
Egoku coba abaikan yang diucapnya
Langkahku coba menjauh darinya
Aneh dia tetap dihadapku lagi

Mata ini coba ku pejamkan
Emosi coba aku padamkan
Letih coba ku singkirkan
Allah kini coba ku libatkan

Aku berdo’a padaNya
Mohon petunjuk terbaik dariNya
Dan coba kubuka telinga dan hatiku
Dengarkan apa yang diucap cahaya itu padaku

Ucap cahaya
Sabarlah karna itu ujian cinta untukmu
Tersenyumlah karna sungguh dia inginkan itu
Hapus air matamu
Karna dia tak mampu lakukan itu

Bukan tiada lagi puisi untukmu
Masih banyak do’a yang ia lantunkan atas namamu
Dia masih sangat mencintamu
Dan slalu berharap kau pun begitu

Kata itu terucap dari cahaya di malam itu
Aku bahagia dengarkan itu semua
Kini aku kan mencoba dekatimu dengan cinta
Seperti saat kau sentuhku dengan kata mesra

Terima kasih Allah
Aku tersenyum lagi, karna kau pun begitu
Aku bahagia lagi, melihat bidadari tak lagi membisu

Terima kasih ya Allah
Kau tunjukan padanya
Bahwa aku sungguh rindukan senyum manis itu

 Alhamdulillah ku ucap padaMu
Smoga ia kan tetap begitu
Ceria dan tersenyum jalani harinya
Bahagia dan lupakan semua rasa sedihnya

Ampuni aku jika aku berdosa
Leburkan harapnya tuk bersamaku
Kubur asanya tuk dapatkan cintaku
Cinta yang sebenarnya takan pernah bisa
Tak pernah bisa ku lupakan begitu saja

Ingatlah cinta
Ingatlah jika tak ada yang kau percaya
Masih ada aku yang slalu berdo’a
Berdo’a tuk yang terbaik bagimu
Dan kau harus percaya itu

Pejamkan matamu terbangkan imajimu
Petiklah keindahan dari mata hatimu
Jangan pernah hiraukan cacian untukmu
Karna sungguh mereka tak pernah tau
Kaulah yang terbaik bagiku

Tak pernah sedetikpun aku membencimu
Bukan semenit aku kagumi kamu
Smua lebih dari bayanganmu
Smua lebih dari harapanmu

Biar cinta bicara
Aku bahagia bisa mencintaimu
Sungguh belum pernah aku merasakannya
Tersenyum walau tak ada yang lucu
Bahagia walau tiada hadiah untukku

Memang benar adanya
Cinta tak pernah bisa dipaksa
Jadi aku ingin cintalah yang berbicara
Agar tak perlu kita ungkapkannya

Do’aku
Ku ikhlaskan cinta pada tanganMu
Ku taburkan sayang lewat hembusan nafasMu
Ku hantarkan rindu lewat do’a padaMu

Ya Allah, biarkan tetap ada cinta dihatiku
Palingkan semua benci dari sanubari
Karna sungguh aku tau
Smua kan terjadi atas kehendakMu

Do’a Mela
Tautkanlah cinta Mela bersamanya
Jika memang itu sudah tersurat dalam takdirMu
Satukan hati kami
Jika itu memang yang terbaik untuk hidupku dan dirinya

Tapi jika tak Kau tulis kami bersama
Izinkan aku tetap mencintanya
Dan kuatkan hati kami menjalaninya

Arti sebuah cinta
Ya Allah, akhirnya kami bisa bersama
Tentu dengan smua teman dan sahabatnya
Sungguh indah memang arti sebuah cinta
Seungguh cerah ketika cinta dibalut restu dariMu

Aku bersamanya dibawah naungan cintaMu
Aku bersamanya diselimuti kasih dan sayangMu
Melodi cinta slalu terlantun saat kami bersama

Bersama bidadari
Langkahku tak lagi hanya bersama bayang
Kini disampingku ada orang yang ku sayang
Bersama bidadariku aku terbang
Cari bersama yang pernah hilang

 Tiada ada yang bisa halangi kami
Malaikat pun ikut bernyanyi
Saat awan itu bergerak pergi
Terlihat pancaran pelangi

Bealive me baby
Tiada yang lain dalam relung hati
Hanya kau sampai waktu yang tak pernah kita tahui

Senyum sang Cahaya
Malam tak terasa dingin lagi saat aku berada dipelukmu
Tanpa terasa bintang menyelinap masuk dalam mimpiku
Saat itu cahaya tersenyum padaku

Entah apa yang ada dibenaku
Khayalan ini berhasil jabat tangan cahaya itu
Tapi tak ada yang dapat ku ucap
Dalam genggaman itu kami hanya saling menatap

Mengapa begini
Mengapa begini, tubuhku tak sekuat dulu
Sering tanganku terlepas dari genggamanmu
Tapi kau tersenyum dan slalu berkata
Kita kan tetap bersama selamanya

Aku bahagia, karna smua puisi itu terucap langsung darimu
Kecupan itu tak lagi hanya anganku
Tapi entah apa yang terjadi padaku
Smua ini tak seperti dulu

Terlalu banyak hari saat kau harus temaniku
Menjaga dan merawatku
Tapi tak pernah kau beritau aku
Apa yang terjadi dengan ragaku

  Jangan
Sungguh aku tak pernah sesali apa yang terjadi
Tapi tolong, izinkan dia tetap bersamaku Ilahi
Jangan terlalu pagi kau cabut bahagia
Jangan, mungkin tak sanggup tuk aku terima

Ya Allah, berikan aku sedikit waktu
Buatnya nyaman bersamaku
Berikan sedikit lagi usia
Agar lebih banyak ia rasakan bahagia

Mungkinkah
 Tangisku tak kuasa ku bendung
Lemas niang tangan ini, serta dingin
Tiada tawa hari itu
Tiada canda saat itu

Kau tiada daya
Melepas jiwa tinggalkan raga
Melepas angan dan mimpi kita
Pergi tinggalkaku tanpa kata

Mungkinkah kita kan bertemu
Berjumpa melepas rindu
Bercerita tentang masa lalu
Saat kau masih bersamaku

Berharap melihatmu
Bintang menyapa malam
Saat ku dengar dentingan jam
Dan mataku mulai terpejam

Berharap melihatmu
Mendekap dan membelaimu
Dalam angan dan mimpiku

Karna dalam nyataku
Tiada lagi dirimu
Orang yang kupuja itu

 Arti MELA
Malam berjuta bintang dan cerahnya rembulan terkalahkan keindahanmu
Elang yang miliki mata yang tajam terkalahkan pancaran mata indahmu
Lembutnya salju musim dingin tak pernah selembut hatimu itu
Anugerah terindah dalam hidupku karna lewat kamu aku temukan semua yang disebut cinta sejati itu

Memang terlalu cepat kita dipisahkan waktu
Tapi aku bahagia karna kehadiranmu
Aku hidup dalam naungan cinta yang jauh dari kata palsu

Kematian hanyalah tidur panjang untukmu
Jadi jika tiba saat itu
Aku kan bangunkan kamu, genggam tanganmu
Menuju surga dan tetap bahagia bersama disitu

Ya Allah, jagalah hatiku untuk slalu mencintanya
Terangi kamar abadinya dengan cinta
Hiasi diuniaku dengan kasih dan sayangMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar